
"Semoga Menjadi Negara yang Bertatakrama"
Semua hal yang menyagkut harga diri, keadilan, kebebasan berfikir dan bertindak serta mendapatkan penghidupan yang layak telah diatur oleh Islam dengan sangat detail, begitu pun oleh Negara.
Semua kategori di atas adalah hal-hal primer hidup yang tidak bisa dan tidak boleh dianggap remeh. Berangkat dari harga diri, seseorang akan mengetahui bahwa dirinya adalah suci, kuat dan bisa diandalkan. Profit yang bisa diambil dari kategori ini banyak sekali, antara lain; ia dapat mengenali diri sendiri dan mengetahui kapasitas talenta dan atau bakat yang ia miliki. Dengan begitu sebuah resonansi positif bisa mengalir ke luar dari dalam dirinya untuk kemudian ditransfer kepada masyarakat sekitar dan tempat di mana ia hidup, bahkan tidak menutup kemungkinan resonansi ini bisa menembus dimensi ruang dan waktu (tempat populasi kehidupan yang lain, berbeda waktu dan berjauhan jarak) jika memang energy positif yang keluar mempunyai kapasitas yang besar dan luar biasa.
Kepribadian yang suci dan bisa diandalkan – harga diri – ini akan dapat membidani lahirnya sebuah etika. Yang mana dengan etika ini seseorang akan dapat berkata jujur dan berbuat adil, tentunya dengan asa ia juga mendapat perlakuan yang sama dalam hal ini. Kejujuran yang ia distribusikan akan dapat mempengaruhi hal-hal non etis untuk kemudian akan bertransformasi menjadi energy positif yang lebih bermanfaat. Begitu pun halnya dengan tindak keadilan, jelas - tindakan asusila yang keluar dari norma kesopanan, perbuatan bejat baik yang sifatnya individual atau kelompok yang keluar dari norma hokum dan atau hal-hal yang keluar dari norma agama dan norma social termasuk menciptakan huru-hara pada kerukunan hidup dalam bermasyrakat yang berkeagamaan dan berkeadilan social - akan dapat diketahui kebobrokannya untuk kemudian pada fase berikutnya dihakimi tanpa pandang bulu atau strata kelas dalam masyarakat. Mungkin ini lah salah satu profit yang bisa dikeruk dari kategori kedua ini dari sekian banyak profit-profit yang lain.
Dua ketegori di atas jelas tidak bisa diimplementasikan secara sempurna dan komprehensif dalam masyrakat jika masih ada isolasi dan sekat kebebasan dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan adanya tindak-tanduk kebebasan berfikir dan berbuat demi mencapai profit yang diharapakan.
Melalui kebebasan berfikir seseorang akan mampu untuk menentukan jalur pandangan logikanya ke arah positif yang bisa menyelematkannya dalam tatanan kehidupan, baik kehidupan dalam bermasyarakat yang berorientasiakan hokum pribumi maupun kehidupan bergama yang berorientasikan hukum ketuhanan. Berfikir positif dan cerdas merupakan barometer kebenaran pertama untuk nantinya direalisasikan dengan tindakan/praktik. Maka dari itu, kebebasan berfikir sangat signifikan kedudukannya dalam struktur kemandirian hidup yang akan melaju ke level kesejahteraan hidup.
Sudah bukan rahasia lagi dan sama-sama telah kita ketahui bahwa teori tanpa aplikasi adalah kosong tak bernilai. Berangakat dari keyakinan di atas maka sudah seyogyanya bahwa buah pikiran harus dituangkan ke wadah yang sanggup menampungnya, agar tidak sia-sia dan terbuang percuma tentunya. Sedikit bermain logika, jika buah pikiran adalah air bersih maka sudah sepatutnya ia dituangkan ke dalam wadah yang bersih pula agar relevan dengan wadahnya dan tidak saling kontradiksi. Dengan begitu khalayak orang banyak akan dapat menikmati dan mengambil manfaat yang besar dari air bersih tersebut. Jika airnya keruh, buthek – bahasa jawa – atau kotor, meskipun ia dituangkan ke dalam wadah yang bersih sekalipun ia akan tetap keruh dan terlihat kotor. Wadah yang bersih di sini tidak akan sanggup memfilter kekeruhannya atau memolesnya untuk menjadi air yang bersih. Berlaku juga logika sebaliknya, meskipun airnya bersih tapi dituangkan ke dalam wadah yang kotor orang akan enggan untuk memakainya, jangan mengambil manfaat darinya dari kejauhanpun mereka ogah saat melihat wadahnya.
Nilai yang bisa kita petik dari sedikit penjelasan di atas adalah bahwa buah pikiran harus relevan dengan alam aplikasinya dalam semua factor. Yakni dari segi waktu dan tempat, situasi dan kondisi, keadaan social masyarakat dan kulur budayanya. Semua bertujuan agar buah pikiran dan tindakannya tidak sia-sia.
Dengan terpenuhinya ketegori pertama, kedua dan ketiga insyallah kategori keempat akan bisa dirasakan di semua lapisan masyarakat, yaitu mendapat penghidupan yang layak. Kehidupan yang layak dalam masyarakat madani harus meliputi semua aspek kehidupan. Mulai dari persamaan hak di mata hokum (untuk semua warga Negara), kebebasan berpendapat dan berpolitik (untuk polikus dan para pakar pemikiran), kebebasan pers (untuk para jurnalis), kebebasan memeluk agama (untuk semua lapisan masyarakat), pemerataan pembangunan (untuk semua daerah), perlindungan dan keamanan (untuk semua lapisan masyarakat), pemerataan pendidikan (untuk semua lapisan masyarakat) dan bahkan penyediaan lapangan kerja (untuk para pengangguran) sekalipun. Lebih singkatnya bahwa semua norma-norma yang ada bisa ditegakkan di dalam sebuah Negara, meliputi Norma Agama, Norma Kesopanan, Norma Kesusilaan dan Norma Hukum. Semua itu bertujuan agar laju kehidupan dalam bermasyarakat bisa seimbang dalam hal Penegakkan Hukum, Hak Pendidikan, Penguatan Ekonomi sampai Pemberantasan perihal Pengangguran dan Pengentasan Kemiskinan.
Semoga Negara kita tercinta Indonesia bisa cepat bangkit dari keterpurukannya saat ini. Sudah kita ketahui bersama bahwa semua nilai norma-norma di atas sekarang sedang krisis aplikasinya di Negara kita. Banyak kasus suap, mafia hukum (jual beli keadilan hokum), korupsi, kejahatan meraja lela, akhlaq semakin bejat, kemiskinan yang sudah mulai merata berikut pengangguran yang semakin menjamur, penodaan agama sampai hilangnya rasa malu dalam diri. Semoga semua cepat selesai agar Negara kita bisa cepat juga mencapai klimaks kemajuannya dengan aman, sentosa, dan sejahtera sehingga Pancasila itu bisa kita agungkan dan tidak luntur nilai filosofinya.Semoga.
Ya Tuhan YME, lindungi Negara tercinta kami Indonesia dari semua chaotic-chotic kehidupan yang imanensi ini. Amin……!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar